Rabu, 21 September 2011

Makanan Eksotis Kamboja

By, KIM
Uuh... Mantap!!
Makan hidangan lokal adalah hal yang selalu saya lakukan di tiap negara yang saya kunjungi. Makanan khusus dari satu tempat bercerita banyak soal gaya hidup dan budaya orang-orang di sana. Seperti di Filipina contohnya, ikan adalah salah satu hidangan utama karena negara itu dikelilingi oleh air.

Sama halnya dengan Kamboja. Vegetasi hijau di pedesaan dan danau seperti Tonle Sap memberikan sumber makanan beragam untuk orang-orang. Saat saya berjalan dari Phnom Penh ke Siem Reap, saya menemukan makanan unik dan eksotis yang mungkin tidak cocok dengan lidah banyak orang.

Berikut adalah beberapa hidangan eksotis Kamboja:

Tarantula


Tarantula goreng kering atau biasa disebut "A-Ping" adalah camilan populer di Skuon, tapi bisa juga ditemukan di Phnom Penh, Kampong cham, Siem Reap dan provinsi-provinsi lainnya. Saya tidak berani mencicipinya, maka saya bertanya rasanya pada orang-orang yang sudah makan. Mereka bilang, seperti makan kepiting kecil.


gabus, ikan lele raksasa Sungai Mekong dan berbagai ikan sungai besar lain



Biasanya saya hanya melihat ikan-ikan raksasa ini di River Monsters, tayangan tentang ikan-ikan besar dari sungai di berbagai belahan dunia. Saya tidak pernah membayangkan bisa melihatnya di alam liar dan di beberapa pasar tradisional Phnom Penh dan Siem Reap. Penduduk lokal yang saya temui memilih memasak dengan sup asam tapi ada yang suka digoreng.


Burung liar



Beberapa kali saya melihat sate burung sriti di pinggiran Laos, dan saya juga pernah melihat jenis burung liar lain di Kamboja. Burung-burung liar ini mudah ditemukan di pasar (pada hari saya berkunjung), dijual sudah dalam keadaan bersih atau dipanggang.

Kodok


Kodok tidak hanya dimakan di Kamboja, tapi juga di negara-negara lain di Asia Tenggara, termasuk Filipina. Anda akan melihat kodok goreng di pinggir-pinggir jalan Phnom Penh dan biasanya restoran-restoran di Siem Reap menyajikan menu kodok panggang. Saya memesan kodok panggang, tidak banyak daging yang bisa saya kunyah, kecuali di bagian kaki.

Ular


Ular tampaknya adalah makanan populer penduduk lokal di Siem Reap. Saya bertemu beberapa penduduk yang suka menikmati ular kecil di sop asam. Anda juga bisa mendapati beberapa restoran dekat dok perahu Tonle Sap yang menyajikan ular panggang. Teksturnya sedikit kenyal seperti daging buaya.

Buaya


Siem Reap memiliki industri kulit buaya dan dagingnya dihargai tinggi. Pemandu perjalanan kami mengatakan ada banyak peternakan buaya di dekat Tonle Sap. Saya mencoba makan sate buaya, rasanya seperti ayam tapi dengan tekstur yang lebih liat dan keras.

Ulat sutera,jangkrik dan serangga lainnya



Makanan ini tidak banyak tersedia di Siem Reap, tapi mudah ditemukan di Phnom Penh terutama di sepanjang Sisowath Quay. Serangga-serangga ini biasanya digoreng kering dan digarami. Jangkriknya terasa seperti kacang.

Biji bunga teratai


Saya tidak tahu bahwa biji bunga lotus bisa dimakan tapi ini adalah penganan populer di kalangan penduduk lokal di Kamboja.

Selain makanan yang sudah saya sebut di atas, saya juga menemukan beberapa penjual menawarkan balut atau telur bebek yang sudah setengah jadi, yang juga penganan terkenal di Filipina. Konon balut bisa meningkatkan gairah, tak heran jika makanan ini populer di Asia Tenggara.

Ini hanya sebagian dari makanan unik dan eksotis yang saya temukan di Kamboja. Makanan-makanan ini mudah ditemukan di beberapa restoran di Pubstreet di Siem Reap dan sepanjang Sisowath Quay di Phnom Penh.

Jika Anda tak tahan dengan hidangan ini, tentu bisa mencicipi makanan lokal lain seperti Amok atau Kari Khmer, makanan favorit saya dari Kamboja. Selamat makan!